SEMARANG, Suara Daerah - Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) Nasitotul Janah, resmi menyandang gelar Doktor bidang Islamic Studies konsentasi Tafsir. Gelar disandang setelah dirinya melaksanakan Ujian Terbuka di Ruang Promosi Doktor, UIN Walisongo Semarang pada Senin (17/07/2023).
Dengan promotor Prof. Dr. H. Abdul Djamil, M.A. dan
co-promotor Dr. Hj. Yuyun Affandi, Lc., M.A., Itoh sapaan akrab Nasitotul Janah
memaparkan disertasinya yang berjudul “Argumentasi Inklusivisme Kompetitif
Perspektif Al-Qur’an”. Di depan penguji, Itoh menjelaskan bahwa pluralitas
agama adalah fakta sosial yang sesungguhnya adalah kehendak Tuhan.
“Namun ia (pluralitas agama) sering direspon secara negatif
oleh para pemeluk agama hingga sering memicu munculnya problematika sosial,
intoleransi,” ujarnya.
Itoh juga menjelaskan dalam konteks tersebut, diskursus
teologi agama-agama dapat dipetakan menjadi tiga tipologi menemukan signifikansinya.
Yaitu, eksklusivisme yang meyakini secara absolut hanya satu agama yang benar,
pluralisme yang meyakini semua agama itu benar dan inklusivisme yang secara
terbuka menerima pluralitas agama namun tetap meyakini hanya satu agama yang
paling benar.
“Dari ketiga tipologi tersebut, inklusivisme adalah yang
paling prospektif untuk dikembangkan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
menemukan argumentasi inklusivisme yang otentik dan genuine perspektif
Al-quran,” tuturnya.
Hasil temuan dari penelitian tersebut, secara teologis,
Al-Quran menegaskan truth claim Islam sebagai agama yang sah namun
dalam konteks sosiologis, secara universal, respon Al-Quran terhadap pemeluk
agama lain bersifat inklusif. Selain itu, diungkapkan pula bahwa inklusivisme
Al-Quran berjenjang, situasional dan kondisional.
“Penggunaan metode dan pendekatan dalam penelitian ini masih
terbatas sehingga hasil temuan yaitu inklusivisme kompetitif, baru sebatas
konsep yang bercorak teologis filosofis. Oleh karena itu, konsep ini masih
sangat terbuka untuk dikembangkan dan dilanjutkan kembali oleh
peneliti-peneliti lainnya dengan metode dan pendekatan yang lebih bersifat
implementatif. Sehingga tidak sebatas konsep namun benar-benar dapat dilakukan
secara praktis oleh semua pemeluk agama,” jelasnya.
Itoh berharap, temuannya dapat menjadi referensi dalam
mengantisipasi isu-isu otoritarianisme agama secara tepat, sekaligus memiliki
akar teologis dari Al-Qur’an.
Sementara itu, promotor menyampaikan ucapan selamat atas
selesainya studi dan diraihnya gelar Doktor.
“Bagi UNIMMA, selamat atas bertambahnya dosen bergelar
Doktor. Terimalah Nasitotul Janah apa adanya dengan pandangan-pandangannya
mengenai harmoni antarumat beragama,” ujarnya.
Social Footer